Kabar tentang Android pada beberapa minggu terakhir ini cukup mengisi hampir separuh dari dunia smartphone global. Meski Apple tercatat sebagai vendor nomor satu dengan jumlah unit yang terjual namun Android telah menjadi OS nomor satu di Amerika dan sebagian besar negara di seluruh dunia.
Tidak mengherankan bagaimana Android bisa mendominasi pasar smartphone. Ini tak lain karena posisi Android sebagai open-source platform, gratis dan digunakan oleh lebih dari satu produsen termasuk HTC, Samsung, Acer, Sony Ericsson, LG, Motorola dan masih banyak lagi.
Yang cukup mengagetkan adalah ketika pada Juni lalu Google mengumumkan bahwa rata-rata aktivasi Android device per hari mencapai setengah juta unit. Perhitungan itu juga termasuk aktivasi tablet Android. Tidak saja telah menjadi fenomena yang luar biasa namun juga mengindikasikan bahwa smartphone telah menempati posisi penting di kehidupan masyarakat moderen.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Android bukan saja populer karena prestasinya. Ini terkait dengan berbagai paten yang diduda dilanggar oleh OS milik Google itu. HTC beberapa saat lalu dikabarkan harus membayar royalti pada Microsoft sebesar $5 untuk tiap Android device yang terjual. Buntut dari kasus itu CEO Microsoft Steve Ballmer pada Oktober 2010 mengatakan bahwa Android bukanlah OS gratis karena pada kenyataannya harus membayar royalti pada pemilik paten.
Dan yang terjadi bulan lalu juga tak kalah merisaukan. Samsung diwajibkan membayar Microsoft sebesar $15 untuk setiap Samsung Android device yang tejual. Bukan saja Microsoft karena publik kini tahu bahwa Apple dan Oracle juga tengah gencar memburu Android sampai meja pengadilan karena dianggap menggunakan hak cipta mereka tanpa ijin.
Menangapi semua hal itu Google tidak banyak berkomentar. Namun dalam blog resmi minggu lalu, Senior Vice President and Chief Legal Officer of Google, David Drummond, menulis bahwa Microsoft, Apple, Oracle dan perusahaan lain dengna sengaja bekerja sama untuk menjegal langkah Android dengan cara membuat dakwaan palsu tentang paten.
Tidak mengherankan bagaimana Android bisa mendominasi pasar smartphone. Ini tak lain karena posisi Android sebagai open-source platform, gratis dan digunakan oleh lebih dari satu produsen termasuk HTC, Samsung, Acer, Sony Ericsson, LG, Motorola dan masih banyak lagi.
Yang cukup mengagetkan adalah ketika pada Juni lalu Google mengumumkan bahwa rata-rata aktivasi Android device per hari mencapai setengah juta unit. Perhitungan itu juga termasuk aktivasi tablet Android. Tidak saja telah menjadi fenomena yang luar biasa namun juga mengindikasikan bahwa smartphone telah menempati posisi penting di kehidupan masyarakat moderen.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Android bukan saja populer karena prestasinya. Ini terkait dengan berbagai paten yang diduda dilanggar oleh OS milik Google itu. HTC beberapa saat lalu dikabarkan harus membayar royalti pada Microsoft sebesar $5 untuk tiap Android device yang terjual. Buntut dari kasus itu CEO Microsoft Steve Ballmer pada Oktober 2010 mengatakan bahwa Android bukanlah OS gratis karena pada kenyataannya harus membayar royalti pada pemilik paten.
Dan yang terjadi bulan lalu juga tak kalah merisaukan. Samsung diwajibkan membayar Microsoft sebesar $15 untuk setiap Samsung Android device yang tejual. Bukan saja Microsoft karena publik kini tahu bahwa Apple dan Oracle juga tengah gencar memburu Android sampai meja pengadilan karena dianggap menggunakan hak cipta mereka tanpa ijin.
Menangapi semua hal itu Google tidak banyak berkomentar. Namun dalam blog resmi minggu lalu, Senior Vice President and Chief Legal Officer of Google, David Drummond, menulis bahwa Microsoft, Apple, Oracle dan perusahaan lain dengna sengaja bekerja sama untuk menjegal langkah Android dengan cara membuat dakwaan palsu tentang paten.
“Sebuah smartphone kemungkinan memiliki 250.000 paten di dalamnya dan pesaing kami berusaha menarik pajak tentang paten yang diragukan sebagai milik mereka itu sehingga Android devices akan menjadi barang mahal. Mereka berusaja keras agar produsen menjual Android devices dengan harga mahal. Mereka tidak berkompetisi dengan cara menciptakan fitur baru tapi malah justru melalui ligitasi.” - David Drummond, Google’s Senior Vice President and Chief Legal Officer |
Kasus ini memang semakin panjang dan barangkali Anda bukanlah satu-satunya orang yang dibuat bingung. Untuk itu perlu dilihat kembali ke masa beberapa tahun lalu sebelum Android mendunia seperti sekarang.
Android, Inc. didirikan oleh Andy Rubin, Rich Milner, Nick Sears dan Chris White pada tahun 2003. Pada sebuah kesempatan wawancara dengan Newsweek Rubin mengatakan bahwa ada kemungkinan besar untuk menciptakan mobile device yang lebih pandai sehingga mampu mengetahui lokasi di pengguna dan apa yang dia inginkan.
Namun perusahaan yang ia pimpin tidak membuat banyak hal tentang apa yang telah ia bicarakan itu. Pada saat itu Android Inc. hanya mengerjakan software untuk ponsel.
Pada Agustus 2005 Google membeli Android Inc. dan kemudian otomatis membiayai semua kegiatan Android. Rubin menjadi pemimpin tim untuk mengembangkan Android dengan mengandalkan kekuatan pada Linux Kernel yang kemudian menghasilkan sebuah Android device pertama di bulan September 2008; HTC Dream 1. Namun karena adanya aspek Linux Kernel yang cukup besar maka hal itu ditengarai akan membawa kesulitan pada Google dan Android di masa mendatang.
Linux Kernel merupakan sistem operasi kernel yang juga adalah komponen utama pada kebanyak OS komputer dan pertama kali dirilis pada 1991. Dan merupakan contoh penting dari software open-source dan gratis (FOSS).
Sekarang Microsoft mengatakan bahwa OS yang berbasis Linux (seperti Android) merupakan OS yang melanggar hak cipta milik mereka. Menurut sebuah laporan yang dibuat Fortune di tahun 2007, CEO Microsoft Steve Ballmer mengatakan bahwa alasan utama software gratisan memiliki kualitas yang sangat tinggi karena software tersebut menggunakan lebih dari 200 paten milik Micorsoft tanpa ijin.
Android, Inc. didirikan oleh Andy Rubin, Rich Milner, Nick Sears dan Chris White pada tahun 2003. Pada sebuah kesempatan wawancara dengan Newsweek Rubin mengatakan bahwa ada kemungkinan besar untuk menciptakan mobile device yang lebih pandai sehingga mampu mengetahui lokasi di pengguna dan apa yang dia inginkan.
Namun perusahaan yang ia pimpin tidak membuat banyak hal tentang apa yang telah ia bicarakan itu. Pada saat itu Android Inc. hanya mengerjakan software untuk ponsel.
Pada Agustus 2005 Google membeli Android Inc. dan kemudian otomatis membiayai semua kegiatan Android. Rubin menjadi pemimpin tim untuk mengembangkan Android dengan mengandalkan kekuatan pada Linux Kernel yang kemudian menghasilkan sebuah Android device pertama di bulan September 2008; HTC Dream 1. Namun karena adanya aspek Linux Kernel yang cukup besar maka hal itu ditengarai akan membawa kesulitan pada Google dan Android di masa mendatang.
Linux Kernel merupakan sistem operasi kernel yang juga adalah komponen utama pada kebanyak OS komputer dan pertama kali dirilis pada 1991. Dan merupakan contoh penting dari software open-source dan gratis (FOSS).
Sekarang Microsoft mengatakan bahwa OS yang berbasis Linux (seperti Android) merupakan OS yang melanggar hak cipta milik mereka. Menurut sebuah laporan yang dibuat Fortune di tahun 2007, CEO Microsoft Steve Ballmer mengatakan bahwa alasan utama software gratisan memiliki kualitas yang sangat tinggi karena software tersebut menggunakan lebih dari 200 paten milik Micorsoft tanpa ijin.
Pada tahun yang sama diketahui lebih dari separuh dari perusahaan yang tergabung dalam Fortune 500 menggunakan Linux dalam data center mereka. Di dalamnya termasuk perusahaan besar seperti Wal-Mart, AIG dan Goldman Sachs. Dan itu berarti Microsoft telah kehilangan banyak uang. Ballmer ngotot bahwa semua penggunaan tanpa ijin itu harus dibarengi dengan pembayaran royalti pada Microsoft.
Pertanyaannya sekarang, kenapa Microsoft tidak langsung menyerang Google? Well, kemungkinan karena bagi Microsoft akan lebih mudah untuk mengejar produsen Android device untuk membayar paten. Microsoft bahkan mampu menghasilkan lebih banyak uang dari royalti ponsel HTC Android daripada dari hasil penjualan ponsel berbasi Windows Phone milik mereka.
Dan kini masih hangat terjadi adalah gugatan Apple dan Oracle terhadap Android. Oracle adalah sebuah perusahaan software database yang telah mengakuisisi Java melalui pembelian Sun Microsystem. Dengan demikian maka Oracle memiliki hak untuk menggugat Google atas 7 paten yang dikatakan telah dilanggar dan dipergunakan dalam OS Android. Pada akhirnya jika terbukti, barangkali Google harus membayar miliaran dollar baik pada Oracle maupun Apple untuk lisensi paten di Android device yang diproduksi mendatang. Namun kisah ini pastinya bukan sekedar tentang pelanggaran hak paten.
CPTN Holdings adalah sebuah konsorsium dari perusahaan teknologi yang di dalamnya termasuk Microsoft, Apple, Oracle dan EMC. CPTN memiliki sebuah portofolio dari 882 paten yang sebelumnya dijual oleh Novell saat diakuisisi oleh Attachmate. Ada juga konsorsium Rockstar yang di dalamnya juga ada Apple dan Microsoft sebagai anggota. Konsorsium tersebut baru-baru ini memenangkan sebuah lelang 6000 paten dari sebuah perusahaan telekomunikasi Kanada, Nortel.
Dari situ bisa ditarik kesimpulan dari apa yang disampaikan petinggi Google, David Drummond awal minggu lalu; bahwa sekelompok perusahaan dengan sengaja bergabung untuk memusuhi Android dengan cara menggugat melalui hak paten.
Pertanyaannya sekarang, kenapa Microsoft tidak langsung menyerang Google? Well, kemungkinan karena bagi Microsoft akan lebih mudah untuk mengejar produsen Android device untuk membayar paten. Microsoft bahkan mampu menghasilkan lebih banyak uang dari royalti ponsel HTC Android daripada dari hasil penjualan ponsel berbasi Windows Phone milik mereka.
Dan kini masih hangat terjadi adalah gugatan Apple dan Oracle terhadap Android. Oracle adalah sebuah perusahaan software database yang telah mengakuisisi Java melalui pembelian Sun Microsystem. Dengan demikian maka Oracle memiliki hak untuk menggugat Google atas 7 paten yang dikatakan telah dilanggar dan dipergunakan dalam OS Android. Pada akhirnya jika terbukti, barangkali Google harus membayar miliaran dollar baik pada Oracle maupun Apple untuk lisensi paten di Android device yang diproduksi mendatang. Namun kisah ini pastinya bukan sekedar tentang pelanggaran hak paten.
CPTN Holdings adalah sebuah konsorsium dari perusahaan teknologi yang di dalamnya termasuk Microsoft, Apple, Oracle dan EMC. CPTN memiliki sebuah portofolio dari 882 paten yang sebelumnya dijual oleh Novell saat diakuisisi oleh Attachmate. Ada juga konsorsium Rockstar yang di dalamnya juga ada Apple dan Microsoft sebagai anggota. Konsorsium tersebut baru-baru ini memenangkan sebuah lelang 6000 paten dari sebuah perusahaan telekomunikasi Kanada, Nortel.
Dari situ bisa ditarik kesimpulan dari apa yang disampaikan petinggi Google, David Drummond awal minggu lalu; bahwa sekelompok perusahaan dengan sengaja bergabung untuk memusuhi Android dengan cara menggugat melalui hak paten.
“Mereka melakukannya denga cara bergabung untuk membeli paten-paten lama milik Novell dan Nortel. Penggabungan itu dilakukan agar Google kalah dalam lelang hak paten tadi sehingga mereka bisa menghasilkan seeking $15 dari setiap Android device yang terjual. Hal itu akan mempengaruhi harga Android device yang beredar di pasar dan akan lebih mahal jika sudah ada di tangan konsumen, dibanding Windows Phone 7 devices…adanya paten sebenarnya untuk mengembangkan inovasi, namun yang terjadi sekarang mereka telah menggunakannya untuk menghentikan inovasi.” |
Masa Depan Google dan Android
Para fans Android pasti kesal sekaligus sedih melihat perusahaan yang terkenal dengan daya cipta dan inovasinya kini harus mati kutu karena kasus hak paten. Yang lebih menyedihkan karena itu semua merupakan taktik para pesaing Android. Namun harus diakui bahwa masalah hak paten untuk saat ini memang tak bisa dihindari.
Drummond mengatakan bahwa Google akan berusaha kuat untuk membela Android dan masa depannya. Google akan mempertahankan Android sebagai platform yang bisa dijangkau oleh produsen ponsel manapun.
Seperti yang telah kita tahu adanya akuisisi paten milik IBM baru-baru ini merupakan langkah serius Google untuk turut bermain di ranah hak paten seperti para pesaingnya. Google akan melayani serangan para pesaingnya sampai tercapai reformasi hak paten suatu hari nanti. Seperti yang dikatakan Drummond:
“Kami juga berusaha untuk mengurangi persaingan yang tidak sehat yang ditujukan pada Android dengan cara memperkuat portofolio paten yang kami miliki. Jika kami tidak bertindak, maka konsumen akan menjadi korban kenaikan harga Android devices dan pilihan ponsel untuk mereka akan semakin sedikit.” |
Well, dari arah manapun Anda mencermati kasus ini, tetap saja terlihat aneh jika Microsoft mampu menghasilkan uang dari Android lebih besar dari apa yang didapat Google dari Android, dan juga dari Windows Phone milik mereka.
Namun perlu diketahui bahwa saat ini Departemen Hukum Amerika tengah melakukan investigasi tentang akuisisi paten milik Nortel oleh konsorsium Rockstar. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada tujuan anti-persaingan yang dibuat oleh perusahaan-perushaan besar di dalam konsorsium tersebut. Tidak hanya itu, departemen yang sama juga telah memerintahkan CPTN Holdings untuk melisensi paten miliknya sesuai aturan yang benar.
Fakta bahwa Android telah merajai pasar smartphone tampaknya tidak bisa diterima oleh setiap pihak. Saat ini Google barangkali bisa mempertahankan Android sebagai mobile OS terpopuler namun mengingat persaingan yang semakin ketat dan cenderung tidak sehat, tidak ada yang bisa memprediksi masa depan Android; apakah akan tetap ada atau harus mati di tangan pesaing-pesaingnya yang mempermasalahkan hak paten.
Namun perlu diketahui bahwa saat ini Departemen Hukum Amerika tengah melakukan investigasi tentang akuisisi paten milik Nortel oleh konsorsium Rockstar. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada tujuan anti-persaingan yang dibuat oleh perusahaan-perushaan besar di dalam konsorsium tersebut. Tidak hanya itu, departemen yang sama juga telah memerintahkan CPTN Holdings untuk melisensi paten miliknya sesuai aturan yang benar.
Fakta bahwa Android telah merajai pasar smartphone tampaknya tidak bisa diterima oleh setiap pihak. Saat ini Google barangkali bisa mempertahankan Android sebagai mobile OS terpopuler namun mengingat persaingan yang semakin ketat dan cenderung tidak sehat, tidak ada yang bisa memprediksi masa depan Android; apakah akan tetap ada atau harus mati di tangan pesaing-pesaingnya yang mempermasalahkan hak paten.
0 komentar:
Posting Komentar