Jakarta - Ratusan karyawan Telkom yang tergabung dalam Serikat Karyawan (Sekar) Telkom menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara untuk menolak rencana merger Flexi dengan Esia milik Bakrie Telecom.
Aksi diawali dengan arak-arakan dari kantor kantor STO Telkom Gambir, Jalan Merdeka Selatan, menuju Istana Negara. Di depan Istana, para karyawan yang datang dari sejumlah wilayah Indonesia itu melakukan orasi penolakan merger akuisisi.
Ratusan spanduk dan poster yang diusung bertuliskan antara lain, "Selamatkan Flexi, Flexi Aset Negara Jangan Berpindah ke Tangan Swasta". "Kawin (Merger) Dengan Esia, Tidak lah Emangnya Kodok". "Tidak Ada Kamus Merger dan Berbisnis Dengan Kelompok Bakrie".
Sekjen DPP Sekar Telkom, Asep Mulyana, dalam pernyataannya menolak semua kebijakan yang diambil pemegang saham untuk menggabungkan Flexi-Esia. Menurutnya, penolakan dilakukan karena akan terjadi pengalihan aset negara.
"Merger dengan swasta (Esia) sama dengan membuka rahasia negara. Ini tidak bisa dibiarkan. Stop jual aset negara," ujarnya kepada para wartawan di sela demo yang berlangsung dekat silang Monas, Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Ketua II DPP Sekar Telkom Muhlis Mustaming menambahkan, pihaknya siap melakukan mogok nasional kalau aspirasi karyawan tidak diperhatikan. "Kami dengan 22.000 orang karyawan Telkom siap menggagalkan kondolidasi itu," tegasnya.
Aksi demo yang diramaikan sekitar 500 anggota Sekar Telkom berlangsung damai, namun sempat membuat macet lalu lintas dari arah Harmoni menuju Bundaran HI. Setelah melakukan orasi dan menggelar teatrikal penolakan merger, para demonstran bergerak kembali menuju Kantor Kementerian BUMN, di kawasan Merdeka Selatan.
( rou / eno )
Aksi diawali dengan arak-arakan dari kantor kantor STO Telkom Gambir, Jalan Merdeka Selatan, menuju Istana Negara. Di depan Istana, para karyawan yang datang dari sejumlah wilayah Indonesia itu melakukan orasi penolakan merger akuisisi.
Ratusan spanduk dan poster yang diusung bertuliskan antara lain, "Selamatkan Flexi, Flexi Aset Negara Jangan Berpindah ke Tangan Swasta". "Kawin (Merger) Dengan Esia, Tidak lah Emangnya Kodok". "Tidak Ada Kamus Merger dan Berbisnis Dengan Kelompok Bakrie".
Sekjen DPP Sekar Telkom, Asep Mulyana, dalam pernyataannya menolak semua kebijakan yang diambil pemegang saham untuk menggabungkan Flexi-Esia. Menurutnya, penolakan dilakukan karena akan terjadi pengalihan aset negara.
"Merger dengan swasta (Esia) sama dengan membuka rahasia negara. Ini tidak bisa dibiarkan. Stop jual aset negara," ujarnya kepada para wartawan di sela demo yang berlangsung dekat silang Monas, Jakarta, Selasa (30/11/2010).
Ketua II DPP Sekar Telkom Muhlis Mustaming menambahkan, pihaknya siap melakukan mogok nasional kalau aspirasi karyawan tidak diperhatikan. "Kami dengan 22.000 orang karyawan Telkom siap menggagalkan kondolidasi itu," tegasnya.
Aksi demo yang diramaikan sekitar 500 anggota Sekar Telkom berlangsung damai, namun sempat membuat macet lalu lintas dari arah Harmoni menuju Bundaran HI. Setelah melakukan orasi dan menggelar teatrikal penolakan merger, para demonstran bergerak kembali menuju Kantor Kementerian BUMN, di kawasan Merdeka Selatan.
( rou / eno )
0 komentar:
Posting Komentar